Pengalamanku mencari masa depan

Hallo guys,
Thanks udah mau mampir ke blogku

Kata orang kalau tak kenal maka tak sayang, So, aku akan memperkenalkan diriku, sejarah singkat tentang aku.
Nama : Pedro Raymon
TTL : Kupang, 12 Mei 1998 (Taurus Boy hahahaha!!)
Aku sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di salah satu Universitas Kristen di kota Jogjakarta. Aku mengambil jurusan Sistem Informasi. Aku masih maba sih baru semester satu jadi maklumlah kalau agak stress buat kejar nilai.

Aku mau menceritakan sedikit tentang diriku dengan jurusan yang aku ambil. Banyak orang yang menganggap bahwa Komputer itu mudah dan mungkin bisa dipelajaran hanya Autodidak. Awalnya aku di hina habis-habisan sama teman-temanku bukan hanya mereka orang tua mereka dan keluarga besarku banyak yang berkata "ngapian ambil SI?, Kamu pintar-pintar ambil komputer kenpa gak ambil kedokteran aja? Hmmm orang yang bego aja bisa pake komputer kok, ngapin kamu ambil itu?" aku terus kepikiran dengan semua ucapan mereka. namun, ketika aku mulai mempelajari tentang Sistem Informasi, aku serasa ingin memanggil mereka dan menyuruh mereka mempelajarai apa yang aku pelajarai. SI tidaklah seperti yang mereka duga selama ini. Semua jurusan punya kesulitannya masing-masing termasuk SI. Mereka hanya melihat kebiasaan orang pada umumnya. jika seseorang bisa memakai komputer dengan baik maka ia dianggap hebat namun tanpa mereka sadari bahwa semua itu hanyalah hal-hal umum, hal-hal yang biasa. Mereka belum pernah tau apa yang sebenarnya yang dipelajrai di SI.

kebanyakan dari mereka bertanya, "Nanti kalau udah lulus kerjanya dimana?" aku awalnya bingung namun aku tahu bahwa jurusan SI itu fleksibel karena pada zaman sekarang di segala bidang membutuhkan teknologi. Para lulusan SI bisa bekerja dimanapun mereka mau karena SI sangatlah dibutuhkan. Teknologi yang semakin berkembang membuat semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan pasti mereka membutuhkan lulusan SI yang membantu mereka dalam menunjang perkembangan mereka.

Walaupun terkadang banyak tugas namun satu hal yang menjadi penyemangatku adalah orang tua dan keluarga yang terus mendukungku belajar dengan giat dan lulus tepat waktu. Aku memiliki impian untuk segera lulus dan mendapatkan pekerjaan agar aku bisa membantu orang tuaku menyekolahkan adik-adiku dan juga membantu kakak sepupuku untuk meyekolahkan adik-adik sepupuku karena ayah mereka yang sudah meninggal setahun lalu dan membuat dia terpaksa harus lebih bekerja keras menyekolahkan kedua adiknya di tingkat Sekolah Dasar dan satunya lagi yang bersama denganku masuk ke dalam perguruan tinggi. Sebelum masuk ke universitas, aku pernah mengikuti Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang merupakan ikatan dinas. Awalnya aku hanya iseng-iseng karena disuruh oleh ibuku. Ehhh ternyata aku lulus pada tahap 1 dan bukan hal mudah bisa lulus pada tahap satu. beribu-ribu peserta yang mengikutinya dan yang lulus hanya 125 orang (seingat saya) dan itu termasuk aku. Yaaaa aku terkejut bisa dibilang kalau soalnya itu lebih susah daripada soal waktu UN (menurutku yaaa).

Banyak hal lucu waktu aku mengikuti Tes STIS yaitu ;

Pertama, aku sebenarnya gak ingin ikut Tes STIS, namun temanku yang ingin mendaftar untuk mengikuti tes datang ke rumah untuk meminta pertolonganku membantu dia mendaftar dan ibuku yang melihat kami pun menyuruh aku untuk juga mengikuti Tes STIS tersebut ehh waktu pengumuman aku yang gak terlalu berharap ternyata lulus dan temanku yang sangat berharap untuk bisa masuk ternyata tidak lulus.

Kedua, ketika pengumumannya diposting di website STIS, mereka tidak memosting nama namun hanya nomor peserta karena tidak terlalu berharap aku hanya melihatnya sekilas jadi aku pikir aku gak lulus, akhirnya aku datang ke Jogja untuk mendaftar ke universitas. ketika urusanku sudah selesai di Jogja maka aku pulang ke Kupang. Ehhh waktu aku turun pesawat dan baru sampai di rumah, tiba-tiba aku ditelpon dari orang yang gak aku kenal. Ternyata itu telpon dari STIS yang memberitahukan aku bahwa aku lulus dan bertanya bahwa aku ingin melanjutkan Tes Tahap 2? aku terkejut hanya diam. Aku segera memberitahukan orang tuaku dan kami segera pergi ke kantor cabang Statistik untuk verifikasi dataku. Sebenarnya pendaftaran sudah tutup dari tanggal 31 Agustus namun waktu aku diberitahukan itu udah tanggal 8 september (seingatku soalnya lupa bulannya hahaha).

Ketiga, Puji Tuhan aku lulus tahap ke dua dan akan melanjutkan ke tahap ke-3 dimana Tes ke-3 ini diselenggarakan di BKN yang hanya ada di beberapa daerah dan untuk NTT masuk ke dalam daerah Bali sehingga kami yang lulus harus berangkat ke Bali. Mungkin karena banyak anak yang merasa takut jika tidak lulus karena mereka dari STIS belum bisa memberikan kepastian kalau kita akan lulus. Mereka takut kalau itu hanya membuang-buang uang akhirnya beberapa anak tidak melanjutkan Tes Tahap 3 di Bali. Sampi di sana ternyata untuk tes harus memakai sepetu pantovel dan aku harus beli lagi. Pada esok harinya ketika waktu tes saya merasa membuat orang tua saya dan keluarga saya kecewa. Mereka menangis karena mengetahu kalau saya tidak lulus. Tes tersebut di bagi menjadi 3 bagian yaitu;

  1. Tes Wawasan kebangsaan (TWK) ; minimal nilai yang harus aku kumpulkan adalah 65 sedangkan nilaiku 60 (Aku kurang 1 nomor lagi karena 1 nomor poinnya adalah 5)
  2. Tes Intelejensi Umum (TIU) ; minimal nilai yang harus aku kumpulkan adalah 75 sedangkan nilaiku 95
  3. Tes Karakteristik Pribadi (TKP) nilai yang harus aku kumpulkan adalah 126 sedangkan nilaiku 179

meskipun ada dua bagian yang aku lulus dan melebihi passing great tp aku tetap dinyatakan tidak lulus karena di bagian TWK nilaiku tidak mencapai passing greatnya. Bisa dibilang waktu aku mau masuk universitas aja udah puluhan juta udah dihabisin hanya buat aku.

Prinsip hidupku adalah aku hidup untuk keluargaku, aku hidup untuk membuat mereka bahagia. Kebahagian mereka, senyum mereka adalah sebuah kebahagian tersendiri bagiku.

Pengalamanku mencari masa depan Pengalamanku mencari masa depan Reviewed by Unknown on 03.54 Rating: 5

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.